Setiap kendaraan punya celah busi yang sudah disarankan pabrikan. Bila penyetelan di luar ketentuan, tak hanya BBM yang amblas, tetapi akselerasi dan top speed bisa tersunat
Hubungannya dengan kinerja mesin sangat erat dengan waktu pengapian dan besarnya percikan api di ruang bakar. Kalau celah busi terlalu rapat, tarikan awal sedikit berkurang dan gejala ngelitik terasa karena mesin menjadi cepat panas.
Sebaliknya bila celah terlalu renggang, percikan api memang menjadi besar namun disertai penurunan stasioner (langsam) karena timing pengapian menjadi mundur. Berbuntut tenaga mesin menjadi enak tetapi konsumsi lebih boros.
"Celah busi pada umumnya dikasih 0.8 - 1.1mm. kalo mau businya awet, kasih gapnya 0.8 aja. kalo mau performance, kasih 1.0 aja, tapi konsekuensinya busi jadi ga awet. kalo aku biasa kasih gap 1.0 dengan interval pemakaian 5.000km." jelas Ian kabeng ERC yang biasa menangani mobil Toyota Kijang.
Gunakan puller untuk menyetel gap pada busi |
Bersihkan secara berkala chop busi dari oksidasi atau karat agar tidak mengganggu arus listrik |
Stel celah / gap busi |
- Untuk performance maksimal mobil Kijang dapat menggunakan busi IW20 (Iridium) atau W20EXR-U11 (Platina)
- Elektroda dan payung agar dibuat sejajar dan tegak lurus agar pengapian sempurna
dibuat sejajar |
Beli pengukur celah busi tipe seperti itu dimana yah gan?
ReplyDeleteTrima Kasih sharenya....hal yg dianggap sepele tapi dampaknya vital....
ReplyDeleteCelah busi pada mesin 7k berapa?
ReplyDelete